Sejarah Singkat tentang Porkas di Indonesia

Praktik perjudian tak hanya diwariskan secara turun temurun dari satu negara ke negara lain. Nyatanya, bangsa ini pernah menjadikan bangsa lain sebagai bagian dari kiblat perjudian.

Tak lain adalah judi porkas. Salah satu bentuk perjudian populer yang telah menjadi bagian dari sejarah panjang praktik perjudian di Indonesia.

Apakah sahabat Bonanza88 mengetahui apa itu judi porkas ? 

Porkas sendiri merupakan kepanjangan dari Pekan Olah Raga dan Ketangkasan.  Nama porkas disadur dari kata forecast yang mana pada tahun 1986 menjadi sebuah sarana menghimpun dana olahraga.

Kemunculan Porkas

Yups, pada masa itu judi porkas memang pernah dilegalkan ketika masa pemerintahan Presiden Soeharto. Dimana izinnya langsung dikeluarkan oleh Departemen Sosial melalui SK Menteri Sosial Nomor BSS-10-12/85 per tanggal 10 Desember 1985.

Sebelum diterapkan, Presiden Seoharto saat itu mengirimkan Menteri Sosial Mintaredja untuk segera melakukan studi banding ke Inggris. 

Dirinya diminta mempelajari sistem undian berhadiah yang mana diterapkan di negara tersebut selama dua tahun.

Pada awal perjalanannya, porkas resmi diberlakukan di Indonesia tahun 1986 silam. Dimana, pemerintah melakukan klaim jika porkas jauh berbeda dengan undian berhadian berbau perjudian.

Alasan utamanya, dalam porkas sendiri tidak ada tebakan angka di dalamnya. Bahkan, yang ada hanyalah menebak menang, seri dan juga kalah.

Bagi para peserta yang ingin mengikuti undian porkas bakal dibagikan selembar kupon untuk bertaruh terhadap sebanyak 14 klub sepak bola yang bakal bertanding di Divisi Utama. 

Setelah 14 klub tersebut selesai melakukan pertandingan, maka hadiah akan langsung diundi. Para peserta yang berhasil menebak dengan benar berhak mendapatkan hadiah.

Pro Kontra Porkas

Pada awal kemunculan porkas, rupanya menimbulkan sikap pro dan kontra di masyarakat luas. Dimana, sebagian masyarakat beranggapan sebuah praktik perjudian.

Namun sebagian pendapat lain menanggap porkas bukan sebuah bagian dari perjudian lantaran pengaplikasiannya perlu di analisis lebih lanjut.

Bahkan, Menteri Pemuda dan Olahraga yang saat itu dijabat oleh Abdul Gafur menyebutkan, porkas ialah sebuah permainan yang sudah melewati penelitian oleh pemerintah. 

Dimana, sistem permainannya dengan menebak sebuah peluang kemenangan yang terdapat pada sebuah pertandingan olahraga.

Pada saat itu, metode permainan porkas memang telah disusun sedemikian rupa agar tak mudah ditebak dengan harapan supaya porkas tak mudah dimakan waktu. 

Mengapa sampai demikian ? tentu hal tersebut lantaran dana yang dihimpun dalam porkas konon digunakan untuk pembinaan bidang olahraga mulai dari perbaikan infrastruktur hingga para atlit.

Dampak Buruk Porkas

Dalam masa perjalannya, kehadiran porkas rupanya memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Bukannya semakin produktif namun mereka disibukan dengan menebak kode-kode porkas yang berharap menang.

Bahkan, efeknya semakiin menjadi-jadi manakala porkas kemudian beralih menjadi sebuah Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah (KSOB) di tahun 1987. 

Berbagai cara pun dihalalkan, tingkat kriminalitas merajalela demi dapat memenangkan undian dengan hadiah utama saat itu sebesar Rp 8 juta.

Besaran nominal tersebut pada masanya sangat fantastis. Berbeda dengan porkas, sistem permainan KSOB tidak cuma sekadar menebak menang atau kalah dalam pertandingan.

Melainkan harus menyertakan skor pada babak pertama serta babak kedua pada sebuah pertandingan yang dipertaruhkan.

Dalam kurun waktu satu tahun, pemerintah pun mampu menghimpun dana masyarakat cukup besar yakni Rp 221.2 miliar melalui permainan KSOB. 

Pada satu sisi, dana tersebut sangat bermanfaat lantaran bisa digunakan sebagai modal bagi pihak Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) serta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). 

Namun, jika melihat sisi berlainan, maka permainan KSON juga banyak memberikan dampak buruk bagi masyarakat Indonesia.

Usut punya usut, salah satu pengusaha sukses yang berasal dari Kota Solo Robby Sumampouw pernah memperoleh kepercayaan untuk mengelola judi porkas melalui sebuah Yayasan Dana Bakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS). 

Dimana, kala itu Robby pernah diberi mandate kepercayaan dalam mengelola porkas melalui YDBKS pada saat zaman orde baru. Kala itu, porkas masih dikenal dengan sebutan arisan nasional.

Bahkan, Robby juga disebut-sebut mempunyai julukan sebagai raja judi karena sukses mengelola judi porkas dan SDSB bersamaan. 

Sebagaimana sahabat Bonanza88 ketahui, judi porkas hingga peralihan nama menjadi SDSB mengakhiri masa emasnya pada tahun 1993. 

Kondisi itu pun sejalan dengan berbagai macam pertentangan di tengah masyarakat yang berujung kepada demo besar-besaran.

Salah satunya dari pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) menulis surat yang dilayangkan kepada pemerintah agar meminta pelaksanaan undian tersebut dievaluasi kembali.

Senada, Ketua DPRD Jawa Timur Blegoh Sumarto pun merasa cemas melihat undian Porkas telah merasuki semua lapisan mulai dari kalangan atas hingga rakyat kecil. 

Ditambah juga pendapat dari Ekonom dari Universitas Indonesia Iwan Jaya Aziz yang menyimpulkan dari sudut pandang manapun undian tersebut tidak akan baik untuk keberlangsungan bangsa Indonesia.

Penulis : Baims

D:\BAIMS FILE\BARU\OKTOBER\Baims_211022\3.PNG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *